Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Surabaya, Tanaman kakao lebih dikenal sebagai bahan baku cokelat yang digemari oleh banyak orang di dunia. Namun penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa kakao bisa menjadi obat anti-bakteri, salah satunya untuk obat tifus.
Di dalam tanaman kakao (Theobroma cacao) terkandung polifenol yang jumlahnya sekitar 10 persen. Selain itu, kakao itu juga mengandung lemak tetapi tidak memiliki efek negatif seperti meningkatkan trigliserida atau kolesterol dalam tubuh, sehingga manfaat-manfaatnya bisa digunakan untuk berbagai keperluan.
Sejak tahun 2006, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Indonesia telah melakukan penelitian pada kakao terkait dengan kandungan polifenol didalamnya. Yang terbaru, polifenol pada kakao ditemukan dapat dimanfaatkan untuk keperluan non-food.
Polifenol termasuk senyawa yang mengandung antioksidan tinggi, sehingga bisa digunakan untuk mengawetkan makanan. Tak hanya itu, manfaatnya pada tubuh juga membuat polifenol dijadikan untuk keperluan medis.
"Karena polifenol (bersifat) anti-bakteri, maka bisa juga digunakan untuk obat anti-bakteri. Penelitian terakhir kami sudah bisa dilakukan untuk penyakit tifus, disentri," jelas Dr Misnawi, Kepala Bidang Penelitian Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Indonesia, saat ditemui dalam acara Press Tour & Gathering Kementerian Riset dan Teknologi di Kantor Puslitkoka, Jember, seperti ditulis pada Sabtu (18/5/2013).
Menurut Dr Misnawi, penelitian tersebut kini tengah masuk tahap uji klinikal untuk bisa mendapatkan izin edar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
http://health.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar